Discussion:
[ppiindia] DOM Tambahan untuk Jero Diakui Mantan Anak Buah dari Rapat Fiktif
Ananto pratikno.ananto@gmail.com [ppiindia]
2015-11-10 08:56:06 UTC
Permalink
"Ini arahan langsung Pak Menteri. Dana yang mestinya digunakan untuk
sidang, rapat, itu digunakan untuk menambah dana operasional menteri. Satu
bulan Rp 300 juta," kata Arief saat bersaksi untuk Jero di Pengadilan
Tipikor, Jakarta, Senin (9/11).


salam,
ananto
=====

Jero Wacik Pakai Duit Rapat Fiktif untuk Pribadi

*Aghnia Adzkia*, CNN Indonesia

Selasa, 10/11/2015 00:10 WIB



*Jakarta, CNN Indonesia *-- Saksi sekaligus Kepala Biro Umum Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arief Indarto mendapat instruksi
mengambil duit rapat fiktif untuk kepentingan pribadi mantan Menteri ESDM
Jero Wacik. Instruksi tersebut datang dari Sekretaris Jenderal ESDM Waryono
Karno.


"Ini arahan langsung Pak Menteri. Dana yang mestinya digunakan untuk
sidang, rapat, itu digunakan untuk menambah dana operasional menteri. Satu
bulan Rp 300 juta," kata Arief saat bersaksi untuk Jero di Pengadilan
Tipikor, Jakarta, Senin (9/11).


Rapat sedianya telah dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN). Namun, duit tak digunakan sebagaimana mestinya. Alih-alih rapat,
duit rakyat itu dipakai untuk kepentingan pribadi sang menteri yang tak
terkait pekerjaan.


Dana operasional menteri seharusnya Rp 120 juta saban bulan. Namun, dengan
pengeluaran rumah tangga yang minimal mencapai Rp 47 juta tiap bulan, Jero
mengaku tak cukup.



"Beliau menyampaikan Rp 120 juta terlalu kecil sehingga butuh lebih.
Disamakan saja dengan Kemenbudpar. Dia bilang Rp 300 juta per bulan," kata
Arief menirukan ucapan Waryono sesuai arahan Jero Wacik.


Dari pemerasan itu, Jero mengantongi sebanyak Rp 1,4 miliar per tahun yang
diberikan sepanjang empat tahun. Duit tersebut, menurut jaksa Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) disalahgunakan seperti untuk membayar ulang
tahun Jero dan istrinya, membayar tiket konser anak, membayar jalan-jalan
keluarga ke luar negeri, dan lainnya.


Sementara itu, total dana operasional menteri di Kementerian Budaya dan
Pariwisata sebanyak Rp 10,59 miliar digunakan Jero saat menjabat sebagai
menteri untuk keperluan pribadi dan keluarganya tanpa didukung bukti
pertanggungjawaban belanja yang sah.


Politikus Partai Demokrat ini pun dijerat Pasal 11 juncto Pasal 18 UU
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).


(win/win)



Sumber:

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151109235637-12-90566/jero-wacik-pakai-duit-rapat-fiktif-untuk-pribadi/





DOM Tambahan untuk Jero Diakui Mantan Anak Buah dari Rapat Fiktif

Senin, 9 November 2015 | 23:08 WIB



JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Umum Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Arief Indarto mengaku diperintahkan Sekretaris Jenderal Kementerian
ESDM Waryono Karno untuk menyediakan anggaran untuk Dana Operasional
Menteri tambahan untuk Jero Wacik yang saat itu menjabat sebagai Menteri
ESDM.



Waryono mengatakan, Jero mengeluhkan DOM di kementerian tersebut yang kecil
jumlahnya dan tidak dapat mencukupi kebutuhannya. DOM Jero per bulannya
sebesar Rp 120 juta.



"Beliau (Jero) menyampaikan Rp 120 juta terlalu kecil sehingga butuh lebih.
Minta disamakan dengan Kemenbudpar," ujar Arief saat bersaksi di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (9/11/2015) malam.



Sebelum menjadi Menteri ESDM, Jero merupakan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata. Untuk menyamakan DOM dengan di kementeriannya yang lama, kata
Arief, Jero meminta tambahan Rp 300 juta per bulan.



Arief ditunjuk sebagai orang yang mengurus DOM tambahan itu. Akhirnya,
Arief menggunakan anggaran operasional untuk pimpinan berupa sidang dan
rapat untuk menambah DOM Jero.



Pagu anggaran untuk biaya rapat pendukung operasional pimpinan dalam
setahun mencapai Rp 3,368 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.



Dalam kesaksiannya, Arief mengakui bahwa ada penyalahgunaan APBN karena
terpaksa membuat laporan rapat fiktif demi menutupi permintaan Jero per
bulan.



"Ada penggunaan APBN yang tidak sesuai dengan tujuan semula. Dana yang
mestinya digunakan untuk sidang, rapat, itu digunakan untuk menambah DOM.
Tapi tidak kita laksanakan sebagaimana mestinya," kata Arief.



Dalam satu bulan, kata Arief, terkadang Biro Umum kehabisan anggaran untuk
menyediakan uang tambahan DOM Jero.



Akhirnya, beberapa kali Arief meminjam uang ke Kepala Biro Keuangan Didi
Dwi Sutrisnohadi yang besarannya sekitar Rp 100 juta hingga Rp 200 juta
sekali pinjam. Jika tidak dipenuhi, kata Arief, Waryono akan berang.



"Bapak (Waryono) keras, suka marahin," kata Arief.



Arief mengatakan, seluruh pemberian uang tambahan DOM itu selalu ada tanda
terimanya. Pemberian dilakukan sejak Mei 2012 hingga Februari 2013, rutin
setiap bulan.



Suatu hari, kata Arief, Jero memanggilnya, Waryono, dan Didi ke ruang
kerjanya. Saat itu, kata Arief, Jero meminta mereka merobek bukti tanda
terima uang tambahan DOM yang selama ini dia minta.



Mendengar kesaksian Arief, Jero mengaku baru mengetahui bahwa uang yang dia
terima selama ini merupakan hasil kegiatan rapat fiktif setelah Waryono
disidangkan. Ia lantas menyalahkan administrasi di Kementerian ESDM yang
dianggapnya buruk.



"Ini memang terjadi kekacauan administrasi. Di sini sebetulnya saya sedih,
Kuasa Pengguna Anggaran yang seharusnya cermat, rapi, jadi kacau begini,"
kata Jero.



Jero pun membantah telah mengarahkan Waryono untuk mengumpulkan uang
tambahan DOM. Jero lantas mempertanyakan DOM yang semestianya dia dapatkan
setiap bulan sebagai haknya.



"DOM saya yang Rp 120 juta tidak pernah saya ambil ya?" tanya Jero kepada
Arief.



"DOM yang Rp 120 juta kan sudah habis digunakan untuk operasional bapak,"
jawab Arief.



"Kok tahu-tahu sudah habis, saya malah diambilin yang tidak halal. Kalau
saya tahu itu dari rapat fiktif dan kickback, saya enggak mau," kata Jero.



Jero juga membantah menyuruh anak buahnya merobek bukti penerimaan uang DOM
tambahan yang setiap bulan diterimanya. Menurut Jero, bukan karakter dia
yang dengan arogan menyuruh Waryono, Arief, dan Didi untuk merobek.



"Saya tidak pernah memerintahkan. Beda karakter saya dengan Waryono, saya
karakternya halus," kata Jero.



Penulis

: Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor

: Bayu Galih



Sumber:

http://nasional.kompas.com/read/2015/11/09/23083751/DOM.Tambahan.untuk.Jero.Diakui.Mantan.Anak.Buah.dari.Rapat.Fiktif
--
http://harian-oftheday.blogspot.com/

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."
Loading...