Discussion:
[ppiindia] (Tokoh Nusantara) KH. Abuya Muhtadi Dimyathi, Cadasari, Pandeglang - Banten
Ananto pratikno.ananto@gmail.com [ppiindia]
2015-11-10 09:05:18 UTC
Permalink
AHLUL HALLI WAL AQDI

KH Abuya Muhtadi Dimyathi, Mufti Syafi’iyyah Nasionalis dari Banten



[image: KH Abuya Muhtadi Dimyathi, Mufti Syafi’iyyah Nasionalis dari Banten]



KH Abuya Muhtadi Dimyathi Al-Bantany yang bernama kecil Ahmad Muhtadi
dilahirkan di Kampung Cidahu Desa Tanagara Kecamatan Cadasari Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten dari pasangan KH Abuya Dimyathi Bin KH M. Amin
Al-Bantany dan Nyai Hj. Asma' Binti KH ‘Abdul Halim Al-Makky pada 26
Desember 1953 M / 28 Jumadal Ula 1374 H.



Pendidikan agama awal diperolehnya waktu masih sekolah di SR Tanagara dari
ibundanya, karena ayahandanya Abuya Dimyathi Amin pada waktu itu masih
Siyahah (berkelana) di Pondok Pondok Pesantren di Nusantara sekaligus
bersilaturrahim, bertabarruk dan tholab pada para ulama sepuh kala itu.



Setelah tamat SR pada tahun 1965 M ia diajak oleh ayahandanya untuk ikut
Siyahah sambil terus menerus digembleng pendidikan agama dalam pengembaraan
selama 10 tahun, dan pada tahun 1975 M. Ia mengikuti Ayahandanya Iqomah di
Kampung Cidahu Desa Tanagara Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten sambil
merintis Pondok Pesantren.



Meski telah memimpin pesantren, bukan berarti ia berhenti digembleng oleh
ayahandanya, karena ia masih terus menerus dihujani lautan ilmu oleh
ayahandanya sampai akhir hayat ayahandanya pada 3 Oktober 2003 M / 7
Sya’ban 1424 H. Walhasil ia badzlul wus’i, mengerahkan seluruh kemampuannya
didalam mendalami ilmu agama selama 38 tahun, dan ia berhasil mengkhatamkan
banyak Kitab ulama salaf dari berbagai fan (cabang) sampai berulang ulang
dan dikaji dengan sistem pendidikan pesantren salaf huruf demi huruf.



Dari fan ilmu tafsir, ia mengkhatamkan Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabary
(Tafsir terbesar) dan Tafsir Ibnu Katsir. Dari fan Qiro'ah ia tidak cuma
ahli dalam Qiro'ah Sab’ah tapi juga ahli dalam Qiro'ah ‘Asyaroh disamping
juga Hafidz Al-Qur'an. Dari fan Ilmu Al-Qur'an Beliau mengkhatamkan
Al-Burhan, Al-Itqon dan lain-lain. Dari fan hadits ia mengkhatamkan Kutub
As-Sittah, dari fan fiqih ia sampai mengkhatamkan Tuhfatul Muhtaj, Mughnil
Muhtaj, Asnal Matholib, dan dari fan-fan lainnya yang ada 14 Fan.



Tidaklah berlebihan kalau ia disebut dengan Mufti Asy-Syafi’iyyah karena
sudah mengkhatamkan dan menguasai 4 Kitab pedoman Muta'akhkhirin
As-Syafi’iyyah (Tuhfatul Muhtaj, Mughnil Muhtaj, Nihayatul Muhtaj, Asnal
Matholib) dan Kitab Raudlatut Tholibin (Pegangan Para Mufti), dan disebut
dengan Al-Mutafannin (Orang yang menguasai berbagai Fan Ilmu Agama), dan
disebut dengan Al-Musnid karena sudah disahkan untuk mengijazahkan Kitab
Sanad Kifayatul Mustafid karangan Syaikh Mahfudz At-Tarmasy, dan disebut
dengan Al-Mursyid karena ia juga menguasai 14 fan Thariqah dan menjadi
Mursyid Thariqah Asy-Syadziliyyah, dan disebut dengan Syaikhul Masyasikh
(Kyainya Para Kyai) karena di setiap hari terutama hari Sabtu, Ahad dan
Senin di Majlis Ta’lim ia berkumpul para kiai alim ulama seantero Banten
untuk menyerap ilmu agama tingkat tinggi yang ia ajarkan meneruskan Majlis
Ta’lim yang diasuh oleh ayahandanya, dan pada saat ini ia membaca dan
mengajarkan Kitab Raudlatut Tholibin, Mughnil Muhtaj, Tuhfatul Muhtaj,
Nihayatul Muhtaj, Al-Ihkam Fi Ushulil Ahkam, Al-Ghunyah Li Tholibi Thariqil
Haq, Ihya Ulumiddin, Shohih Muslim, An-Nasyr Fi Qiro'atil ‘Asyr dll. Dan
yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain adalah ketajaman Bashirah/Mata
Bathin Beliau, karena Beliau adalah seorang Ulama yang ahli tirakat, bahkan
semenjak umur 18 tahun sampai sekarang Beliau masih menjalani
Shaumuddahri/puasa setiap hari bertahun tahun.



Salah satu fatwanya yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang ulama
nasionalis adalah fatwanya tentang Pancasila, HTI dan Ormas sejenisnya
berikut ini:



Dengan ini saya Abuya Muhtadi Dimyathi (Ketua/Imam M3CB) berfatwa bahwa
Pancasila adalah :



قاعدة كلية أقامها من قؚلنا لإصلاح من ؚين ساؚنج وميروكى



Artinya : Dasar Negara yang bersifat global mencakup keseluruhan komponen
bangsa yang dirumuskan dan disahkan oleh tokoh-tokoh sebelum kita untuk
kemashlahatan seluruh rakyat NKRI dari Sabang sampai Merauke yang terdiri
dari beragam Agama, ras dan suku.



dan juga saya berfatwa bahwa :



ألحاتي؊ي ومن نحا نحوهم ليس إلا أنهم قوم مسلمون أقاموا في ؚلدتنا التي
قاعدتها فنجاسيلا ويريدون إزالتها محقرين ومهينين ؚانيها ومدعين ؚأنهم طاغوت,
وذلك نوع من الؚغي, والؚغي كؚيرة. فلما كان كذلك فحرام في الجملة




Artinya : HTI Hizbut Tahrir Indonesia dan ormas-ormas Islam lainnya yang
sejalan dengan HTI tiada lain kecuali kaum muslimin yang menetap di negara
kita Indonesia yang punya dasar Pancasila dan misi kaum muslimin tersebut
adalah menghilangkan Pancasila, mereka juga menghina dan meremehkan
tokoh-tokoh perumus dan pengesah Pancasila dan menganggap bahwa tokoh-tokoh
perumus Pancasila adalah taghut. Perbuatan seperti itu adalah salah-satu
macam pemberontakan terhadap Negara, padahal memberontak negara itu dosa
besar, maka HTI dan ormas-ormas Islam yang sejalan dengan HTI itu hukumnya
harom dalam beberapa masalah/situasi dan kondisi.



Demikianlah sekilas biografi KH Abuya Muhtadi Dimyathi Al-Bantany yang
penulis ketahui langsung dari beliau aqwaalan wa ahwaalan, semoga kita
dapat mengambil hikmahnya. Amiin ya Rabbal ‘Alamiin. []



M. Hubab Nafi’ Nu’man, Santri Abuya Muhtadi, Instruktur Nasional Pendidikan
Kader Penggerak NU
--
http://harian-oftheday.blogspot.com/

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."


[Non-text portions of this message have been removed]
Loading...